Pembangunan
merupakan hal utama yang harus dilakukan jika ingin memperoleh kemajuan
ke arah yang lebih baik pada suatu negara. Setiap pemerintah akan selalu
melaksanakan pembangunan dan menjadikan pembangunan itu sendiri sebagai alat
untuk memajukan kehidupan negara yang dipimpinnya. Singkatnya, dapat kita
katakan bahwa pada suatu pemerintahan akan selalu dilaksanakan pembangunan
sebagai proyek utama dari penyelenggaraan pemerintahan itu sendiri. Pembangunan
itu sendiri pada dasarnya merupakan suatu langkah untuk memecahkan atau
menemukan serta mengaplikasikan solusi dari permasalahan yang ada dalam
kehidupan masyarakatnya.
Berbicara
tentang pembangunan, mungkin sebagian besar orang akan lebih memikirkan tentang
perubahan fisik dan kemajuan ekonomi saja. Namun, pembangunan sebenarnya
bukanlah sekedar pembangunan ekonomi dan fisik saja dan memiliki perspektif
yang lebih luas.
Memang
benar bahwasanya pebangunan fisik juga merupakan suatu hal yang penting juga,
Sutami (era 1970-an) menyapaikan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur yang
intensif untuk mendukung pemanfaatan potensi sumber daya alam akan mampu akan
mempercepat pembangembangan suatu wilayah. Namun, aspek sosial yang seringkali
terabaikan dalam pendekatan pertumbuhan ekonomi justru mendapatkan tempat yang
strategis dalam suatu proses pembangunan. Pembangunan sebuah kota, wilayah,
bahkan pada suatu negara seringkali berjalan tidak sesuai dengan yang direncanakan
dan bahkan dapat dikatakan gagal. Sebagian besar dari kegagalan ini disebabkan
karena dinamika yang berkembang di dalam masyarakat tumbuh dan berkembang
secara alamiah karena masyarakat yang hidup selalu ingin memenuhi kebutuhan
hidupnya dan mengekspresikannya di dalam setiap perkembangannya
Pembangunan
pada suatu negara dikatakan gagal jika tidak mampu mencapai tujuan utamanya
yaitu kesejahteraan masyarakat yang merata serta menyeluruh baik pada tingkat
nasional maupun daerah. Pembangunan yang diselenggarakan akan terus mengalami
kegagalan jika hanya bertumpu pada satu aspek saja dan tidak menyeluruh. Oleh
karena itu, perubahan yang terjadi pada setiap aspek kehidupan masyarakat baik
itu perubahan sosial, ekonomi, budaya, politik, dan pendidikan, seharusnya
dipandang sebagai suatu dinamika kehidupan yang akan selalu berkesinambungan
satu sama lainnya. Pembangunan mengandung struktur perubahan besar, perubahan
struktur ekonomi, perubahan struktur sosial, perubahan struktur budaya,
perubahan struktur politik, dan perubahan struktur pendidikan, serta ikut pula
mempengaruhi perubahan struktur fisik wilayah, perubahan sumber daya alam dan
lingkungan hidup, perubahan teknologi, dan perubahan sistem nilai. Pembangunan
juga akan membuka kemungkinan perubahan keadaan lingkungan.
Pembangunan
yang ada di negara kita Indonesia, saat ini telah berubah dan berkembang dengan
paham yang diharapkan dapat membawa perubahan yang lebih baik bagi proses
pembangunan yang di Indonesia. Perubahan sistem dan tata cara yang digunakan
dalam proses pembangunan di Indonesia yang awalnya cenderung untuk bersifat
sentralistik dan dihadapkan pada sistem pemerintahan yang otoriter menuju
kepada sebuah sistem yang lebih bersifat demokratis dengan melibatkan
masyarakat di dalamnya diharapkan mampu untuk dapat membawa perubahan dalam
pembangunan yang akan datang. Kebijakan-kebijakan yang dianggap lebih efektif
jika ditangani secara spesifik telah diserahkan kepada pemerintah daerah
masing-masing dengan kebijakan otonomi daerah. Namun, pada akhirnya juga dihadapkan
pada masalah baru yang lebih sulit untuk dihadapi seperti penyimpangan dalam
pelaksanaan pembangunan ataupun korupsi yang tengah menjadi masalah kompleks
dalam birokrasi Indonesia saat ini.
Perubahan
sistem pembangunan yang awalnya bersifat sentralistik dengan sistem Up-down
menjadi Bottom-up memberikan ruang kepada masyarakat untuk dapat secara
langsung terlibat dan berpartisipasi dalam proses pembangunan. Saat ini,
pembangunan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan sistem yang berasas
demokrasi. Namun, pada aplikasinya secara langsung malah terjadi ketimpangan
yang pada akhirnya menyulitkan masyarakat itu sendiri. Merupakan suatu hal yang
benar jika kita melihat masyarakat sebagai pemegang peranan terpenting dalam
pembangunan karena masyarakat itu sendiri merupakan pelaku dan sekaligus juga
menjadi tujuan dari pembangunan itu sendiri.
Di
Indonesia saat ini, sudah terlihat di beberapa daerah bahwasanya masyarakat
ikut serta secara langsung dalam proses pembangunan. Salah satu contoh yang
nyata adalah program PNPM Mandiri yang bukan hanya melibatkan masyarakat tapi
juga menjadikan masyarakat sebagai penentu langkah yang akan diambil dalam
pembangunan di daerahnya sendiri. Hanya saja, program ini belum menjangkau
seluruh wilayah Indonesia. Mungkin saja butuh waktu atau hal lain sebagai
faktor pendukung untuk menerapkan program ini secara lebih total ke seluruh
Indonesia.
Penerapan
otonomi daerah di Indonesia memang baik pada pembagiannya, hanya saja menurut
Saya kurang efektif pada aplikasinya. Hal ini disebabkan karena yang diberi
wewenang sebagai pemegang keputusan utama di daerah yaitu pemerintah daerah
(Bupati) masih banyak yang menyimpang dari tujuan utama pembangunan. Bahkan
tidak sedikit dari para pemerintah daerah yang ada di Indonesia menjadi pelaku korupsi.
Memang sulit jika menduduki jabatan tertinggi pada suatu daerah dengan sistem
yang otonom seperti saat ini karena begitu banyak godaan yang datang baik
internal maupun eksternal. Salah satu hal yang paling banyak muncul adalah
terkait dengan keuangan karena pintu korupsi begitu lebar terbuka dan dengan
kekuasaan yang dimiliki membuat pemerintah daerah semakin berkuasa. Bahkan
media yang merupakan salah satu pengontrol dari pelaksanaan pemerintahan daerah
otonom ini bahkan kebanyakan juga bisa dikendalikan oleh pemerintah daerah itu
sendiri.
picture's by: [duwnatluvart.blogspot.com] |
Dana
yang ditujukan penggunaannya untuk pembangunan di daerah juga kebanyakan malah
digunakan secara pribadi oleh pemerintah daerah itu sendiri. Tak heran jika
pemerintah daerah kebanyakan memiliki harta kekayaan yang di atas rata-rata,
memiliki mobil mewah, rumah mewah yang bahkan ada di berbagai tempat di
Indonesia. Hal ini tentu saja memiliki dampak yang besar terhadap keadaan
masyarakat yang awalnya belum sejahtera menjadi lebih sengsara dan miskin.
Dengan melihat keadaan yang seperti ini maka kita dapat menarik sebuah
kesimpulan bahwa pemerintah daerah tersebut gagal dalam melaksanakan
pembangunan karena kesejahteraan masyarakatnya tidak tercapai. Mungkin saja
pemerintah daerah yang ada saat ini memiliki pemahaman bahwa pembangunan itu
diselenggarakan dengan tujuan bukan untuk kesejahteraan masyarakat melainkan
untuk kesejahteraan pemerintah daerah itu sendiri dan keluarganya.
Jika
kita meninjau pembangunan di beberapa daerah yang ada di Pulau Jawa ini maka
dapat kita lihat ada sebagian yang dapat dikatakan berhasil. Namun untuk daerah
Timur Indonesia, akan lebih banyak didapati pembangunan yang berjalan pincang
dan bahkan ada juga yang tidak berjalan sama sekali. Faktor kekuasaan masih
menjadi pemegan utama kehidupan masyarakatnya. Partisipasi masyarakat dalam
proses pembangunan yang seharusnya menjadi hal penting yang menjadi
pertimbangan malah dianggap tidak penting. Anggota DPRD yang seharusnya juga
memihak masyarakat juga malah ujung-ujungnya menjadi penikmat uang rakyat
dengan menempuh jalan korupsi bersama-sama dengan Bupati selaku pemerintah
daerah.
Tidak
banyak yang dapat dilakukan oleh masyarakat dengan keadaan yang seperti saat
ini. Satu hal yang paling aneh adalah pemilukada seperti sudah diatur siapa pemenangnya
karena hasil akhirnya bahkan sudah dapat ditebak dengan jitu sejak awal. Saya
merasa banyak hal-hal aneh lainnya yang menjadi tembok besar yang berfungsi
sebagai pembatas antara pemerintah daerah dan masyarakat. Yang lebih aneh lagi
adalah bahwa masyarakat bahkan sudah tau seperti inilah akhirnya. Namun,
seperti yang telah Saya katakan sebelumnya bahwa masyarakat tidak mampu berbuat
banyak meskipun telah mengetahui seluk beluk pemerintahan. Dengan hal-hal yang
demikian maka ada satu kesimpulan yang dapat Saya ambil yaitu bahwa partisipasi
masyarakat dalam pembangunan daerah hanyalah mimpi bagi yang merindukan
kesejahteraan. Masyarakat yang ada di daerah Saya saat ini bahkan sudah kebal
dan tidak terlalu mengindahkan janji-janji dan para kandidat yang berkampanye
pada saat pemilukada dan hanya pasrah pada kehidupannya masing-masing.
Pembangunan
yang diselenggarakan di daerah Saya kebanyakan atau mungkin juga dapat
dikatakan seluruhnya dilaksanakan dengan cara yang otoriter, dengan keputusan
sepihak yang pastinya berpihak pada pemerintah. Pembangunan yang
diselenggarakan sesuai dengan kehendak masyarakat hanya akan dapat kita temui
pada saat akhir masa jabatan pemerintah daerah atau mendekati Pemilukada
selanjutnya. Sudah menjadi satu rahasia umum bahwa itu sebenarnya hanya untuk
memperbaiki citranya sejenak agar mungkin dapat terpilih lagi sebagai Bupati
selanjutnya.
Mungkin
banyak orang yang memiliki pengetahuan luas akan berkata bahwa dalam tiap
pilihan pasti ada win win solution. Mungkin juga ada benarnya, namun menurut
saya itu hanyalah kata-kata yang dapat dipakai sebagai penyemangat di daerah
Saya agar kita tidak menjadi orang-orang yang golput pada Pemilukada.
Pemerintah yang haus kekuasaan dan mampu memanipulasi segala aktivitas yang ada
dalam masyarakatnya merupakan ancaman terbesar bagi terwujudnya pembangunan
dengan tujuan yang sebenar-benarnya tujuan dari pembangunan itu sendiri. Pada
akhirnya masyarakat akan tetap memilih untuk memperjuangkan hidupnya
masing-masing secara individu dengan sedikit harapan agar pembangunan yang
diselenggarakan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Pemerintah
daerah merupakan pemegang kekuasaan yang seharusnya mampu untuk memahami
kebutuhan masyarakatnya dan mau mendengarkan segala keluhan masyarakat serta
mau mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Masyarakat sudah
seharusnya menjadi pemegang peranan penting dan utama dalam sebuah pembangunan.
Namun, yang terjadi di daerah Saya saat ini adalah bahwa masyarakat harus
selalu mengikuti apa yang diinginkan oleh pemerintah daerah tanpa harus menolah
dengan argumen selogis apapun. Jika berani melawan maka akan dijadikan sebagai
contoh bagi masyarakat yang lain betapa berkuasanya pemerintah daerah tersebut.
Namun, Saya masih berharap bahwa masih ada pemikiran baik yang akan hadir dan
merubah segala birokrasi kotor yang tersusun secara kompleks dan terbungkus
rapi di seluruh jajaran pemerintahan daerah menjadi pemerintahan bersih dan
mampu mencapai tujuan utama pembangunan untuk mensejahterakan masyarakatnya.
No comments:
Post a Comment