Kegiatan industri
merupakan kegiatan yang pada dasarnya memiliki tujuan murni untuk menyediakan
kebutuhan manusia. Jadi, akan lebih baik jika penataan suatu kawasan industri
diikuti dengan penyelarasan lingkungan sekitarnya agar keberlangsungan kawasan
ini terjaga secara menyeluruh. Postingan kali ini secara khusus akan membahas
tentang simbiosis industri.
Pada postingan Penataan Kawasan Industri Berbasis Ekologi Lingkungan Part.III - [Ekologi Industri], sudah saya sampaikan bahwa simbiosis mutualisme (hubungan yang saling
menguntungkan) industri difokuskan pada aliran-aliran jaringan bisnis dengan
organisasi lainnya baik dalam peta ekonomi lokal maupun regional sebagai suatu
pendekatan ekologi dari pembangunan industri yang berkelanjutan. Simbiosis
industri secara tradisional memisahkan antara industri dalam pendekatan secara
kolektif dengan keuntungan kompetitif yang melibatkan pertukaran material,
energi, air dan/atau antar produk. Simbiosis industri terdiri dari pertukaran
antar entitas yang berbeda yang menghasilkan keuntungan kolektif yang lebih
besar dibandingkan keuntungan yang diperoleh dari kegiatan tunggal. Kolaborasi
ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat (social capital) yang
berpartisipasi. Simbiosis itu sendiri tidak harus berada di dalam batasan
kompleks kawasan industri, sebaliknya menggambarkan semua organisasi yang
terlibat dalam pertukaran. Kunci dari simbiosis industri adalah kolaborasi dan
semua kemungkinan sinergis yang dimungkinkan dalam suatu areal kawasan industri.
Penataan kawasan
industri mulai dikembangkan pada simbiosis industri dan kawasan eko-industri,
sejumlah kawasan eko-industri lain yang mungkin terbentuk secara lebih luas,
yang merupakan pembangunan hijau (green
development). Termasuk didalamnya pemukiman, perniagaan, dan pembangunan
komunitas yang ditangkap dalam terminologi seperti arsitektur berkelanjutan,
bangunan hijau, komunitas berkelanjutan dan pertumbuhan cerdas (smart growth). Pembangunan eko-industri
atau pembangunan industri yang berkelanjutan mempersempit kemungkinan dominasi
industri dan aktifitas komersial; tetapi meningkatkan pertanian. Kerjasama
bisnis yang melibatkan pertukaran material/ bahan/ air/ energi atau component sharing untuk meningkatkan
kualitas kegiatan sebagai simbiosis industri. Terdapat 3 peluang utama untuk
saling-tukar sumber daya, yaitu:
- Penggunaan ulang produk – pertukaran material khusus perusahaan antara dua atau lebih perusahaan / kelompok untuk digunakan sebagai substitusi untuk produk komersil atau bahan baku.
- Penggunaan bersama (sharing) utilitas/infrastruktur – penggunaan tempat mencuci alat2 dan pengelolaan sumber daya yang umum seperti energi, air dan limbah cair.
- Penggabungan pengadaan jasa / service – menghasilkan kebutuhan umum perusahaan untuk aktifitas yang lebih kecil misalnya transportasi, supply makanan dan pencegahan kebakaran.
Pemahaman tentang
jaringan eko-industri bisa menjadi luas sebagai daerah lingkungan dan aktifitas
ekonomi diantara kegiatan bisnis. Hanya sebagai kluster ekonomi yang berupa
kelompok dalam sektor bisnis yang sama yang berhubungan dengan produk yang
dihasilkan dan digunakan misalnya kelompok bisnis furniture atau yang biasa disebut
juga dengan eco-industrial cluster
adakalanya digunakan untuk menggambarkan interaksi antara perusahaan dalam
industri yang sejenis. Meskipun pertukaran material dan energi telah secara
signifikan telah menjadi bagian dari aktifitas industri selama berabad-abad,
tetapi fokus pada atribut lingkungan masih merupakan hal yang baru.
Dalam artikelnya
mengenai ekologi industri, Frosch
dan Gallopoulos (1989) memberikan gambaran ‘ekosistem industri’ dimana ‘konsumsi
energi dan material dioptimalkan dan hasil dari suatu proses dapat merupakan
bahan baku bagi proses lain”
Sebagian orang memandang
dari sisi metafora ekosistem, yang memandang aktifitas industri sebagai
jejaring makanan (food web) dan
menginterpretasikan peranan dari beragam penggalan dan bisnis refabrikasi
sebagai komponen pengguna / pihak yang memanfaatkan scavengers dan decomposers
dari sistem. Salah satu pendekatan untuk menghasilkan tingkat yang lebih tinggi
mengenai efisiensi penggunaan bahan baku dan sumber energi adalah dengan
menyertakan konsep ekologi pada dunia industri. Ekologi industri merujuk kepada
pertukaran / saling bertukar antara sektor industri dimana pembuangan dari satu
industri menjadi sumber bahan baku dari industri lainnya. Sebagai contoh:
- Uap panas yang dihasilkan dari pembangkit tenaga listrik dapat digunakan sebagai sumber panas untuk pabrik bahan kimia disekitarnya.
- Debu terbang dari pembakaran batu bara pada stasiun pembangkit dapat digunakan sebagai bahan untuk industri semen.
Selain dua contoh
tersebut, masih banyak contoh lain yang dapat anda temukan sendiri jika
menggunakan analisis yang berdasar pada ekosistem industri. Ekologi industri
melibatkan antara lain analisis siklus, lingkaran suatu proses, pemanfaatan
kembali (re-using) dan daur ulang (re-cycling), rancangan untuk lingkungan
dan pertukaran / saling menukar ‘sisa’ atau ‘limbah’ (waste exchange). Sedangkan teknologi dan proses yang memaksimumkan
efisiensi ekonomi dan lingkungan merupakan eco-efisien.
Pada eco-industri berlaku empat ciri
yang analog dengan ciri dalam ekosistem, yaitu adanya siklus material,
keragaman, kawasan, serta perubahan secara perlahan-lahan.
No comments:
Post a Comment