Saturday, February 28, 2015

Keberadaan Konsep "One Stop Living" dalam Pembangunan yang Berkelanjutan

     Postingan kali ini merupakan hasil analisis yang menggunakan ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota sebagai landasan berpikir. Pada pembangunan hunian atau tempat tinggal ada sebuah konsep yang bernama "One Stop Living". Defenisinya adalah segala kebutuhan hidup dapat diperoleh atau dapat dipenuhi di dalam satu bangunan. Namun, pengembang yang menawarkan konsep one stop living di Indonesia ini lebih menekankan pada fasilitas hunian yang lebih berhubungan dengan gaya hidup (life style). Selain tempat tinggal, di dalam bangunan ini kita juga bisa dengan mudah berbelanja apapun yang sibutuhkan, kita dapat bersantai, berolahraga, menjalankan bisnis, menikmati film di bioskop, dan lain sebagainya tanpa harus keluar sadari bangunan ini. Bangunan yang menerapkan konsep one stop living atau yang biasa disebut dengan super block sudah menjadi andalan dalam dunia bisnis properti di Indonesia. Penerapan konsep ini memungkinkan masyarakat untuk hidup hanya dalam satu bangunan terpadu dengan semua aktivitasnya sehari-hari. Jadi, dengan penerapan konsep ini masyarakat dapat lahir, beribadah, bersekolah, bekerja, berbelanja, bahkan menikah hanya dalam satu bangunan terpadu.
     Jika ditinjau secara teoritis, pembangunan super block ini sebenarnya sangat bagus karena akan memperpendek jarak tempuh perjalanan penghuninya, menghemat energi, juga mengurangi kemacetan dan kebisingan. Namun, secara pribadi saya kurang setuju dengan pembangunan super block ini. Untuk lebih jelas, mari kita lihat sisi positif dan negatifnya.

Analisis Dampak Positif

1. Menghemat penggunaan ruang.
      Konsep one stop living ini merupakan sebuah konsep yang diadopsi dari Negara-negara Barat. Konsep ini mulai diterapkan karena kondisi lahan yang semakin hari semakin terbatas. Untuk wilayah Negara Indonesia, penerapan bangunan dengan konsep ini juga sudah pasti ditujukan untuk dapat mengurangi penggunaan lahan untuk kebutuhan manusia akan tempat tinggal maupun untuk keperluan bisnis yang jika tidak dikontrol maka akan menyebabkan berkurangnya ruang terbuka hijau (RTH), terlebih lagi untuk daerah perkotaan yang penduduknya sudah semakin padat. Bangunan ini merupakan bangunan yang mamaksimalkan penggunaan lahan dengan fokus pengadaan yaitu pada daerah perkotaan. Pada bentuk fisiknya, bangunan super block ini dibuat tinggi menjulang ke atas sehingga hunian atau tempat tinggal dan berbagai prasarana penunjang kebutuhan hidup lainnya dapat dibangun dengan lebih leluasa tanpa harus memerlukan banyak lahan. Dengan penerapan yang sudah seperti ini, maka otomatis ruang yang tersisa akan lebih banyak daripada pembangunan suatu kompleks perumahan ataupun gedung perkantoran biasa.

2. Tingkat kenyamanan dan keamanan lebih terjamin.
Hal utama yang sangat diprioritaskan pada bangunan yang menerapkan konsep one stop living ini adalah kenyamanan dari para penghuninya. Oleh karena itulah berbagai fasilitas yang dibangun di sini ditujukan untuk meningkatkan kenyamanan dari para penghuninya. Berdasar pada tujuan utama dari bangunan ini yang tidak lain adalah menginginkan agar penghuninya dapat hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari tanpa harus meninggalkan kawasan ini, maka sudah pasti pihak developer akan berupaya semaksimal mungkin untuk dapat meningkatkan kenyamanan dan keamanan dari para penghuninya agar penerapan bangunan tersebut dapat dikatakan berhasil. Kalau kita lihat dari segi kenyamanannya, pihak developer atau pembangun akan berupaya untuk menyediakan seluruh atau paling tidak sebagian besar dari fasilitas yang dibutuhkan oleh para penghuni bangunan super block ini untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Sedangkan dari segi keamanannya, tidak dapat kita sangkal bahwasanya keamanan merupakan hal yang sangat diperhatikan oleh pihak pembangun. Hal ini dapat kita buktikan dengan begitu memadainya fasilitas keamanan mulai tempat parkir yang mudah untuk diakses sampai pada petugas penjaga keamanan yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan penghuninya. Pada intinya, tingkat keamanan untuk hunian pada bangunan super block ini cenderung lebih tinggi jika dibandingkan dengan hunian-hunian lainnya seperti permukiman biasa ataupun kompleks perumahan.

3. Mengurangi kemacetan dan kebisingan.
Dengan adanya bangunan super block ini otomatis penghuninya akan cenderung melakukan aktivitas di dalam lingkungan bangunan itu saja. Jika dalam penerapnnya berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan, maka kegiatan menyangkut kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan bisnis para penghuninya hanya akan berlangsung dalam bangunan tersebut. Jika hal yang demikian terjadi, maka secara otomatis akan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor yang biasanya digunakan oleh masyarakat. Jika volume kendaraan di jalan berkurang, maka sudah pasti kebisingan yang biasanya ditimbulkan oleh kendaraan bermotor akan berkurang intensitasnya. Sudah jelas bahwa dengan adanya pengurangan terhadap kendaraan di jalanan ini akan meminimalkan atau bahkan juga mampu untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya kemacetan.

4. Menambah nilai estetika kota.
Dilihat dari bentuk desain fisik dari bangunan dengan konsep one stop living ini, dapat kita katakana bahwa rata-rata pembangun super block sangat memperhatikan segi estetika dari bangunan tersebut. Salah satu contoh yang dapat kita ambil di sini adalah bangunan City Of Tomorrow (CITO) di Surabaya. Bangunan ini merupakan salah satu bangunan yang juga menerapkan konsep one stop living, hanya saja dalam penerapannya memang tidak terlihat berfungsi sesuai dengan tujuan utama dibangunnya CITO ini. Namun, dilihat dari segi estetika bangunan ini memang memperindah tampilan daerah tersebut. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa bangunan yang mengusung konsep one stop living akan memperindah tempat di mana dia berada.

Analisis Dampak Negatif

1. Menghalangi sinar matahari.
Seperti apa yang telah kita ketahui bersama bahwasanya matahari merupakan sumber energi yang utama bagi seluruh bentuk kehidupan di muka bumi. Secara singkat, tanah juga memerlukan matahari sebagai sumber energi. Namun, dengan adanya bangunan super block yang memiliki ketinggian di atas standard rata-rata ini menyebabkan sinar matahari yang tadinya langsung mengenai tanah menjadi terhalang oleh bangunan ini. Pada akhirnya, apa yang dirasakan oleh masyarakat sekitar bangunan tersebut adalah tanah di lingkungan sekitar bangunan tersebut menjadi kurang baik karena tidak mendapatkan cukup asupan energi.

2. Memperburuk suhu lingkungan sekitarnya.
        Tiap ruang dalam bangunan super block ini rata-rata bahkan secara keseluruhan menggunakan air conditioner (AC) untuk mengatur suhu dalam ruangan tersebut. Hal ini tentu saja termasuk salah satu program yang dilaksanakan oleh pihak pembangun guna meningkatkan kenyamanan para penghuninya. Karena ruangan yang ada di dalam bangunan ini sangat banyak, maka sudah dapat dipastikan bahwa penggunaan AC secara keseluruhan pasti sangat besar. Jika penggunaan AC dalam jumlah besar ini terus berlanjut, maka dapat dipastikan bahwa suhu di lingkungan sekitar bangunan tersebut akan sangat tidak beraturan. Hal ini dilihat dari cara kerja AC yang menormalkan suhu dalam ruangan, namun membuat suhu di luar ruangan menjadi tidak beraturan atau cenderung lebih tinggi.

3. Kurang sesuai dengan iklim Indonesia.
         Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya bahwa one stop living ini merupakan sebuah konsep yang diadopsi dari Negara-negara Barat. Seperti yang kita ketahui bahwa keadaan iklim daerah-daerah di belahan bumi bagian barat itu relatif lebih dingin jika dibandingkan dengan iklim Indonesia. Di Negara-negara Barat, jika didirikan bangunan yang tinggi dan penggunaan AC dalam jumlah yang banyak, tentu tidak terlalu berpengaruh untuk membuat suhu di lingkungan sekitarnya menjadi lebih tinggi karena memang iklim daerah tersebut dingin. Namun, hal ini tentu saja jauh berbeda dengan Indonesia yang memiliki iklim tropis. Sudah dapat dirasakan saat ini oleh penduduk yang tinggal di lingkungan sekitar bangunan super block bahwa peningkatan suhu di sekitar tempat tiggalnya itu terjadi dengan sangat signifikan jika dibandingkan dengan sebelum bangunan tersebut didirikan.

4. Menciptakan perbedaan kelas sosial.
Bangunan super block ini merupakan bangunan yang menawarkan berbagai fasilitas untuk dapat menunjang kehidupan penghuninya. Dengan segala kelengkapan yang ada maka sudah dapat dipastikan bahwa harganya akan menjadi relatif mahal, belum lagi dengan kecenderungannya untuk menawarkan sebuah hunian dan fasilitas yang lebih mengarah kepada life style atau gaya hidup. Karena harganya yang relatif mahal inilah menyebabkan hunian yang ditawarkan pada bangunan ini hanya dapat dijangkau oleh masyarakat kelas menengah atas. Sedangkan masyarakat dengan ekonomi yang rendah sudah pasti tidak akan mampu menjangkau harga hunian tersebut. Dapat dipastikan bahwa yang menempati bangunan super block ini hanyalah masyarakat kelas menengah ke atas. Dari penjelasan ini, maka dapat dipastikan bahwa akan tercipta penggolongan masyarakat berdasarkan kelasnya masing-masing dalam keadaan sosial. Jika terus berlangsung seperti ini, maka akan memperburuk hubungan sosial yang seharusnya terjalin secara merata.

5. Bertolak belakang dengan program hemat energi.
Secara sekilas, memang terlihat bahwa dengan adanya bangunan super block ini akan menyebabkan berkurangnya penggunaan energi bahan bakar minyak. Hal ini disebabkan karena bangunan ini akan mengurangi pergerakan masyarakat yang juga menggunakan kendaraan bermotor. Namun, di satu sisi bangunan ini juga membutuhkan energi listrik yang banyak dalam tiap kegiatannya sehari-hari. Hal ini dapat kita lihat mulai dari penggunaan lampu yang tidak hanya digunakan malam hari terutama pada pusat perbelanjaan dan restorannya. Meskipun siang hari, lampu tetap saja dinyalakan karena memang sudah merupakan tuntutan kebutuhan akan penerangan. Belum lagi escalator dan lift yang juga dioperasikan dalam tiap harinya dan tentunya menggunakan energi listrik sebaai penggerak. Satu hal yang saya lihat juga termasuk penggunaan AC dalam jumlah besar yang juga sudah pasti menggunakan energi listrik.

6. Berpotensi mengganggu jalur penerbangan.
        Dilihat dari ketinggian bangunan ini yang memang berada di atas standard normal, jika tidak diletakkan pada lokasi yang tepat maka jelas akan mengganggu jalur perhubungan udara. Oleh karena itu, tiap pembangunan super block sudah seharusnya juga mempertimbangkan lokasinya dikaitkan dengan jalur perhubungan udara. Bangunan ini memang harus ditempatkan di luar dari jalur perhubungan udara atau jalur penerbangan sehingga tidak mengganggu lalu lintas udara. Jika bangunan ini diletakkan di jalur perhubungan udara, kalaupun tidak mengganggu jalur penerbangan justru akan mengganggu kenyamanan para penghuninya selain karena kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi seperti kecelakaan ataupun terganggu karena kebisingannya.

        Dengan melihat analisis positif dan negatif di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak semua teori yang berhasil diterapkan di Negara-negara luar juga akan berhasil untuk diterapkan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena teori-teori tersebut dikemukakan setelah dilakukan penelitian terhadap daerah di tempat tersebut sehingga teori-teori tersebut hanya akan dapat berfungsi secara utuh jika diterapkan di tempat dimana teori itu berasal. Jadi, untuk menerapkan suatu teori di Indonesia juga seharusnya terlebih dahulu dilkukan penelitian terhadap lokasi tersebut sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam hal mengenai konsep one stop living, berdasarkan perbandingan yang telah dibuat dalam analisis dampak positif dan negatif maka kesimpulan secara umum adalah "konsep one stop living belum sepenuhnya dapat diterapkan di Indonesia"


Friday, February 20, 2015

Pendaki Gunung dan Pecinta Alam - [Gunung Penanggungan]

      Gunung merupakan salah satu tempat yang sangat mungkin untuk dikunjungi oleh orang-orang yang ingin menikmati keindahan alam. Selain banyak pohon yang tumbuh di sana hingga mampu menyediakan udara sejuk untuk dihirup, pemandangan di gunung juga sangat menyejukkan mata untuk dilihat. Tak heran jika banyak orang yang menghabiskan waktu liburannya untuk melakukan pendakian dan bermalam di gunung. Di Indonesia, banyak gunung yang menjadi objek wisata bagi para pendaki. Bahkan, di Pulau Jawa yang merupakan pulau dengan jumlah penduduk yang paling banyak di Indonesia masih memiliki banyak gunung yang masih asri untuk dinikmati. Sebut saja Gunung Arjuno, Gunung Semeru, Gunung Penanggungan, Gunung Wilis, dan masih banyak lainnya. Namun seiring berjalannya waktu, semakin banyak pula orang yang menjadi pendaki. Tujuan utama para pendaki ini tidak lain adalah untuk menikmati udara yang sejuk dan pemandangan alam yang indah. Dengan bertambahnya jumlah pendaki ini maka dapat kita lihat juga bahwa pengaruh buruk terhadap ekosistem pegunungan ini semakin tidak terkontrol. Mulai dari permasalahan sampah sampai pada rusaknya tumbuhan.
      Pecinta alam adalah hal yang sangat berbeda dengan pendaki. Perbedaan antara pecinta alam dan pendaki ini kemudian menjadi samar ketika saya mendengarkan cerita tentang Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam) yang merupakan salah satu kegiatan ekstrakulikuler pada jenjang perkuliahan. Sangat aneh rasanya jika mendengar pelatihan yang ditujukan bagi mahasiswa pecinta alam ini. Ketika menjadi anggota baru, mereka akan dilatih bagaimana cara untuk mempertahankan hidup mereka di alam bebas, bahkan ada pelatihan khusus untuk mendaki gunung. Sungguh jauh dari bayangan saya tentang Mapala ini. Dalam pandangan mereka, mungkin “pecinta alam” yang dimaksud adalah suka menghabiskan waktu diluar rumah, menghabiskan waktu untuk menjelajahi alam bebas. Pecinta alam menurut pandangan saya seharusnya sesuai dengan makna harfiahnya. Pecinta alam adalah orang yang mencintai alam, dalam hal Mapala, ini juga seharusnya berarti kumpulan mahasiswa yang mencintai alam. Kebanyakan kegiatan dari Mapala ini juga malah kebanyakan dihabiskan untuk mendaki gunung, camping, dan lain-lain yang pada dasarnya menjelajahi alam. Ketika saya duduk di bangku SMP, saya sempat berpikir bahwa Mapala ini akan cenderung menjadi organisasi mahasiswa yang selalu peduli dengan apa yang terjadi dengan alam, melakukan kampanye tentang lingkungan. Namun, kenyataan yang saya lihat saat ini sungguh sangat berbeda dengan apa yang saya bayangkan. Setelah melihat keadaan saat ini, saya lebih cenderung untuk menyimpulkan bahwa mahasiswa yang tergabung dengan Mapala ini adalah mahasiswa yang suka tantangan dan suka menjelajahi alam, bukan mahasiswa yang cinta alam. Materi yang disuguhkan dalam Mapala ini juga akan lebih cocok ditujukan kepada pendaki gunung, bukan pecinta alam.
      Perlu digaris-bawahi bahwa tujuan utama para pendaki ini adalah untuk menikmati keindahan alam. Bukan berarti bahwa mereka adalah orang yang peduli pada lingkungan (alam). Para pendaki akan mendapatkan apa yang menjadi tujuannya mendaki gunung ketika mereka sampai di gunung itu. Namun, apa yang ditinggalkan pada gunung ini juga sudah pasti akan menjadi pengaruh bagi gunung itu sendiri. Para pendaki ini sudah pasti mempersiapkan pendakiannya. Hal yang paling utama untuk dipersiapkan sudah pasti adalah perlengkapan untuk beristirahat serta bahan makanan. Contoh sederhana tentang apa yang ditinggalkan oleh para pendaki ini adalah ketika memasang tenda. Perlu tanah yang datar untuk mendirikan tenda, dan jika ada tumbuhan rerumputan maka akan dipangkas, bahkan jika tidak dipangkas maka akan ditindih oleh tenda yang nantinya juga akan diisi oleh pendaki. Pada keadaan seperti ini, mungkin tidak akan memberikan pengaruh buruk yang fatal jika hal itu berlangsung dalam jangka waktu yang singkat dan jumlah pendaki yang sedikit. Namun, apa jadinya jika jumlah pendaki banyak dan waktu yang dihabiskan lebih banyak? Semakin lama waktu yang dihabiskan, maka semakin banyak pula asupan makanan yang dibutuhkan oleh pendaki. Mayoritas pendaki akan memilih makanan instan yang lebih tahan lama dan mudah diolah untuk dimakan ketika melakukan pendakian. Otomatis akan menghasilkan sampah yang sebanding dengan bahan makanan yang digunakan. Sebagian pendaki akan mengumpulkan sampah tersebut sampai akhirnya dibuang pada tempatnya ketika turun gunung nantinya. Namun, sebagian lagi akan membuang sampah tersebut dimanapun mereka inginkan di gunung tersebut.
      Salah satu contoh nyata yang saya lihat adalah ketika melakukan pendakian di Gunung Penanggungan. Dari jauh akan terlihat hijau dan enak dipandang mata. Namun, ketika pendakian mulai dilakukan, di sepanjang perjalanan saya melihat banyak sampah yang didominasi oleh sampah plastik dalam jumlah yang tidak sedikit. Rumput yang mulai tertidur dan mengering karena digunakan pendaki sebelumnya untuk melewati rerumputan itu. Hal inilah yang kemudian membuat saya berpikir tentang siapa sebenarnya pendaki ini. Apakah mereka benar-benar orang yang peduli pada alam, ataukah hanya orang-orang yang mencari kesenangan semata?
     Dalam perjalanan menuju puncak gunung penanggungan ini, saya berhenti sejenak dan menikmati keindahan pemandangannya. Sungguh luar biasa, bisa menikmati keindahan alam dan menghirup udara yang sejuk tanpa ada asap dari kendaraan bermotor.
Pemandangan dari Gunung Penanggungan
    Namun, ketika sampai di puncak gunung ini saya malah prihatin atas apa yang dialami oleh gunung ini. Ada sebuah goa kecil pada puncak gunung ini. Didalamnya malah diisi oleh berbagai macam sampah plastik yang jumlahnya sangat banyak. Sudah pasti dengan jumlah yang seperti ini tidak mungkin dilakukan oleh satu orang saja. Ada sampah yang sudah pudar warnanya dan ada juga yang masih terlihat baru, hal ini memastikan bahwa ada orang yang sudah membuang sampah tersebut dalam waktu yang lama dan ada juga yang membuang sampah di tempat itu dalam selang waktu yang belum lama. Ini merupakan bukti lainnya bahwa seorang pendaki belum tentu merupakan orang yang mencintai alam.

Goa kecil di puncak Gunung Penanggungan

Goa kecil di puncak Gunung Penanggungan (dilihat dari jarak dekat)
      Satu hal yang kemudian muncul dalam pemikiran saya adalah tentang upacara kemerdekaan NKRI yang diperingati setiap 17 Agustus. Banyak pendaki yang melakukan upacara memperingati hari kemerdekaan di atas gunung. Sudah dapat dipastikan bahwa jumlah dari pendaki yang mengikuti acara ini tidak sedikit. Bisa anda bayangkan sendiri bagaimana dampak yang dihasilkan dari tindakan ini.

Trend Pembangunan Kota di Indonesia

     Seiring perubahan zaman, kita bisa melihat bahwa sudah banyak perubahan yang terjadi. Baik pada manusia maupun pada lingkungan tempat manusia itu tinggal. Manusia adalah penentu perubahan. Namun, pada akhirnya manusia-lah yang malah mengikuti perubahan itu. Satu hal yang menjadi fokus utama dari tulisan saya kali ini adalah perubahan yang terjadi pada pembangunan kota-kota di Indonesia. Satu hal yang pasti, tulisan ini adalah pemikiran saya secara sepihak dengan menggunakan sudut pandang pribadi. Saya akan sangat senang jika ada yang mau menanggapi, entah memberikan kritik yang mengenai sasaran ataupun memberikan saran yang membangun. Hal ini tentunya akan menjadi bahan pertimbangan saya dalam menulis pada postingan selanjutnya.
     Seperti biasanya, saya menulis berdasarkan hasil pengamatan saya yang kemudian menjadi dasar pemikiran untuk tulisan kali ini. Saya berpendapat bahwa pembangunan suatu kota di Indonesia akan cenderung mengikuti perkembangan penataan kota-kota besar yang ada di Indonesia. Semakin modern kota besar tersebut maka akan memiliki kemungkinan yang semakin besar pula untuk diikuti oleh kota lainnya. Di Indonesia, kita sebagai warga negaranya sudah pasti secara jelas bisa melihat contoh nyata dari pernyataan saya ini. Ketika kota besar memiliki tempat hiburan umum, maka kota lainnya akan ikut membangun tempat hiburan umum juga. Ketika kota besar memiliki gedung tinggi yang difungsikan sebagai apartemen, maka kota-kota lainnya juga mengikuti. Padahal, pembangunan pada suatu kota haruslah disesuaikan dengan kota tersebut. Mulai dari sejarah, budaya, geografis, kebutuhan, ciri kota, dan masih banyak lainnya.
     Pembangunan yang cenderung “ikut-ikutan” ini juga sudah pasti tidak lepas dari faktor ekonomi yang dikejar oleh developer pembangunan untuk mendapatkan keuntungan. Mungkin pada sisi ekonomi, kota yang “ikut-ikutan” ini akan mendapatkan keuntungan yang banyak juga. Tapi hal itu hanya berada pada satu aspek saja yaitu ekonomi. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah “apakah pembangunan itu sesuai dengan kota tersebut atau tidak?”. Satu hal yang perlu untuk digaris-bawahi adalah sebagian besar pembangunan yang ada pada kota-kota besar yang ada di Indonesia merupakan hasil dari pembangunan yang “gagal”. Dapat dikatakan bahwa tidak semua hal yang seharusnya menjadi pertimbangan dalam pembangunan kota dipertimbangkan secara menyeluruh. Kebanyakan pembangunan yang terjadi pada kota-kota besar di Indonesia ini hanya melihat pada tiga hal yaitu tersedianya lahan, keuntungan ekonomi, dan kebutuhan manusia di dalam kota itu sendiri. Dengan demikian, maka tidak heran jika kemudian banyak masalah yang timbul seiring dengan perkembangan kota tersebut. Masih banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam pembangunan sebuah kota. Salah satu hal penting yang sering disepelekan adalah aspek lingkungan. Dalam ilmu PWK/ Planologi atau yang sejak lama dikenal akrab dengan sebutan “tata kota”, pembangunan ataupun penataan suatu kawasan atau wilayah dapat dianalisis secara menyeluruh salah satunya dengan menggunakan analisis SWOT (strength, weakness, threat, & opportunities). Namun, hal ini juga harus aplikasikan dengan teliti mengingat pembangunan kota melibatkan banyak individu yang ada di dalamnya.
     Kota-kota yang ada di Indonesia seringkali mengalami kesadaran yang terlambat, yakni menyadari kesalahan pembangunan itu ketika terjadi bencana. Khususnya pada aspek lingkungan. Banyak yang mampu membangun kota yang indah dari sisi arsitektur namun tidak mempertimbangkan dampak datang akibat perencanaan awal yang tidak memperhitungkan aspek-aspek dalam pembangunan secara menyeluruh.
Secara pribadi, saya lebih menyukai pembangunan yang berkelanjutan yang memiliki prinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan kebutuhan di masa yang akan datang”. Jika kalimat ini ditelaah maka akan dapat dimengerti bahwa mempelajari situasi dan keadaan tempat yang merupakan lokasi untuk membangun itu untuk kemudian pembangunan yang dilaksanakan tidak akan mengorbankan kebutuhan di masa yang akan datang. Dengan kata lain, pembangunan yang dilakukan mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama dan sisi positifnya akan lebih dapat dirasakan daripada sisi negatifnya. Karena pembangunan yang berkelanjutan ini akan meminimalisir ancaman dan kelemahan sampai pada titik terendah.

Wednesday, February 18, 2015

Transisi

     Terkadang kita melakukan sesuatu yang kita sukai hasilnya secara gak sengaja. Ketika hasilnya udah kelihatan barulah kita sadar kalo yang kita lakukan itu ternyata hasilnya sangat memuaskan untuk dinikmati. Hal yang menjadi pemicu bisa saja kita sadari dan bisa saja gak kita sadari. Bukan berarti gak sengaja nyontek pas ujian trus puas karena hasilnya memuaskan. Kalo yang seperti ini namanya si dungu yang lagi nipu diri sendiri. Masih mending kalo nyontek gak ketahuan, kalo ketahuan kan malah malu. Belum lagi kalo nyontek cuman satu nomor, trus ketahuan, udah gitu jawabannya salah. Kan kasian...,,. Makanya, kalo nyontek jangan tanggung-tanggung. Sekalian aja minta kunci jawaban sama guru buat nyontek biar kegiatan nyonteknya itu bisa lebih profesional.
      Contoh yang sederhana ketika kita melakukan hal secara gak sengaja tapi hasilnya kita sukai itu mungkin kayak gini: "Suatu hari anda lagi main gitar, trus tiba-tiba lupa, bingung gak tau mau main lagu apa. Berhubung udah terlanjur main gitar ya dilanjutin aja ngejreng dengan lagu yang gak jelas ditambah dengan kata-kata yang keluar dari mulut menggambarkan apa yang dipikirkan saat itu. Selang beberapa menit baru mulai sadar kalo yang dimainin barusan itu enak kalo dibikin jadi lagu. Selanjutnya anda memutuskan untuk membuat lagu dengan nada-nada yang baru anda mainkan. Pada akhirnya, lagu itu menjadi lagu yang anda sukai karena nada-nada yang tercipta sangat merdu untuk didengar."
    Bagi sebagian orang, melakukan sesuatu yang dianggap luar biasa oleh orang lain itu malah biasa-biasa saja baginya. Ada juga yang sebaliknya. Tapi, kalo kita melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh dan bersusah payah untuk mencapai hasilnya maka sudah pasti kita akan sangat menikmati hasilnya. Adalah hal yang wajar kalo kita menikmati hasil kerja keras kita, tapi jangan berlebihan, ntar malah dibilang lebay, alay, sombong, angkuh, kompor, piring, pisau, gunting, dan seperangkat alat masak dibayar tunai. #Bagian yang ini gak nyambung, saya juga sudah tau.
    Rasa bangga dan kagum kepada diri sendiri serta puas atas hasil kerja keras kita akan menempatkan kita pada posisi yang menganggap hasil dari kerja keras kita itu luar biasa. Inilah hal yang kebanyakan menjadi boomerang sebagai pemicu penurunan produktifitas seseorang, namun bagi sebagian orang justru menjadi pemicu untuk melakukan hal yang lebih baik lagi dengan hasil yang lebih baik dari sebelumnya. Orang yang biasa mendapati dirinya terpuruk setelah menghasilkan sesuatu yang luar biasa adalah orang yang biasanya terlalu menikmati hasil karyanya. Terlalu banyak waktu dia gunakan untuk menikmati hasil karyanya sehingga tidak lagi melanjutkan apa yang seharusnya dikerjakan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. Pada akhirnya, malah tak bisa bangkit lagi. Dan tenggelam dalam lautan luka dalam. Aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang. Aku tanpamu butiran debu..,, hoouououo ~ ~ ~
Untuk mengatasi hal seperti ini maka langkah yang harus dilakukan adalah kita harus mencermati hasil karya kita, bukan sekedar menikmati. Tapi mempelajarinya, kemudian mulai menganalisis segala kekurangan yang ada. Kita tahu bahwa gak ada manusia yang sempurna dan kesempurnaan hanyalah milik Sang Pencipta, Tuhan semesta alam. Namun, manusia harus selalu berusaha untuk setidaknya mendekati kesempurnaan. Pastinya harus sadar bahwa kita hanyalah manusia biasa, bukan malaikat, bukan setan, bukan biawak, juga bukan seonggok bawang bombai. Tapi kita adalah manusia.
    Ketika kita ingin menjadi seseorang yang luar biasa, maka kita harus melakukan hal yang luar biasa, tentunya dengan terlebih dahulu menjadi diri sendiri sehingga apa yang dihasilkan menjadi sesuatu yang tulus dan apa adanya. Banyak orang luar Indonesia yang bahkan harus menghabiskan waktu yang lama untuk mencari jati diri, memahami dirinya sendiri agar kemudian mampu menjadi diri sendiri. Bahkan, gak terhitung biaya yang dikeluarkan hanya untuk mencari jati diri. Sampai harus ke india untuk meditasi, ke tempat-tempat yang terpencil untuk menyendiri, mendaki gunung lewati lembah, sungai mengalir indah ke samudera, bersama teman bertualang...,,, [next]

     Oleh karena itu, kita seharusnya gak terlalu mengidolakan seseorang yang kita kagumi sampai-sampai mengikuti segala sesuatu yang dia sukai, dia pakai, bahkan yang dia konsumsi sehari-hari. Kebanyakan orang berada pada kondisi yang terpuruk ketika dia sadar setelah lama mengikuti cara hidup orang yang dikaguminya.

      Kita harus mampu untuk menghargai hasil karya kita sendiri, yakin akan kemampuan kita sendiri. Memang benar bahwa segala yang baik dari orang lain harus diambil jika kita ingin menjadi lebih baik. Namun, satu hal yang perlu digaris bawahi adalah kita sebagai manusia diciptakan berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Setiap manusia diciptakan dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tidak ada manusia yang sama persis dengan manusia lainnya. Kalo ada yang sama persis, berarti itu anak kembar. Bahkan anak kembar pun hanya memiliki kemiripan secara fisik. Sifat dan kelakuan rata-rata dari anak kembar ini berbeda. Kalo ada dua manusia yang sama dalam semua hal mulai dari fisik, sifat, kelakuan, dan yang lainnya, itu bisa jadi salah satunya adalah agen CIA atau FBI yang lagi menyamar dalam misi tertentu.
    Kadang kita gak mampu memulai untuk melakukan sesuatu hanya karena menyadari bahwa yang kita lakukan gak sebagus yang dilakukan oleh orang lain. Kita melihat dengan nyata bahwa yang dilakukan oleh orang lain itu lebih baik bahkan mendekati sempurna dalam sudut pandang kita dan mustahil bagi kita untuk melakukan sesuatu yang bagus juga atau bahkan lebih bagus hasilnya. Tanpa kita sadari, tindakan tersebut telah menutupi hal-hal baik yang menjadi pemicu agar kita bisa melakukan hal yang luar biasa. Hal yang menjadi pemicu ini biasanya adalah hal-hal sederhana yang membuat kita melangkah maju dengan apa adanya diri kita. Kita hanya perlu untuk menenangkan diri kita sejenak sehingga berada pada posisi yang damai sehingga kita mampu untuk fokus dalam melihat hal-hal kecil yang hadir sebagai pemicu itu. Bila perlu meditasi di bawah air terjun kayak di film-film kungfu, atau meditasi di pinggir pantai, tapi jangan di pantai kenjeran soalnya airnya terlalu bersih sampai warnanya kecokelatan. beneran bersih, serius..,,
     Mulailah melakukan apa yang ingin anda lakukan, apa yang anda sukai. Yang saya maksud di sini adalah hal yang positif tentunya. (catatan: positif adalah lawan kata dari negatif). Kita hanya perlu memulai apa yang seharusnya kita lakukan. Paksakan saja diri kita di awal untuk melakukan semua hal yang ingin kita lakukan dengan kemampuan yang kita miliki. Ketika langkah awal sudah diambil dan kita bersungguh-sungguh maka dengan sendirinya akan hadir hal-hal yang menjadi pemicu, membuka pemikiran kita untuk terus melangkah maju. Jika sudah seperti itu, maka lanjutkan saja hal itu dan jangan hiraukan komentar miring yang bisa membuat kita berpikir terus menerus tanpa melakukan apapun. Ketika kita sedang dalam jalur yang benar untuk menggapai apa yang menjadi impian kita, sudah pasti akan banyak komentar "miring" yang akan mampu menjatuhkan kita jika kita tidak mampu menghadapinya. Apalagi di Indonesia, banyak orang yang memiliki hobby mengkritik orang lain tanpa memberikan solusi atau saran yang berguna. Orang-orang seperti ini hanya akan menjadi komentator dalam hidup. Gak heran kalo di Indonesia ini banyak orang yang malah akan lebih hebat potensinya untuk menjadi komentator daripada pemeran utama dalam kehidupannya sendiri. Tau sendiri kan bagaimana komentator sepak bola di Indonesia ini dengan komentarnya yang sangat luar biasa..,,
     Sekali bertindak akan lebih berarti daripada seribu kali berpikir. Terlalu banyak berpikir akan membuat kita semakin larut dalam pemikiran kita sendiri, khawatir akan hal-hal yang seharusnya tidak perlu dikhawatirkan. Sehingga pada akhirnya hal itu akan menghentikan langkah kita. Pernyataan ini bukan lantas berpandangan bahwa lakuin aja yang pengen dilakuin, mikirnya belakangan. Nah, hal yang kayak gini gak benar juga. Intinya adalah marilah berpikir tentang tindakan yang harus diambil kemudian lakukan. Jangan terlalu mencemaskan kegagalan yang mungkin akan dialami, ingatlah bahwa akan selalu ada resiko untuk setiap tindakan. Mulailah bertindak dari sekarang, daripada sampai berkerut tuh muka belum juga maju..,, mikir aja terus sampai tua gak bertindak.
     Ada beberapa orang yang memberikan komentar yang terasa pedas dan membuat kita cenderung ingin meluapkan emosi namun sebenarnya itu adalah komentar yang membangun. Ada juga orang yang memberikan komentar yang halus namun akan membuat kita berhenti dan berpikir untuk waktu yang lama sehingga akhirnya kita akan menghentikan langkah kita sendiri. Akan sulit membedakan kedua jenis komentar ini ketika kita sedang bersemangat dan terus melangkah maju. Oleh karena itu, akan lebih baik jika kita melangkah terus dan melakukan apa yang seharusnya menjadi prioritas utama kita.

Superioritas Negatif

     Manusia adalah mahkluk sosial, oleh karena itu manusia selalu hidup secara berdampingan dengan manusia lainnya. Inilah yang dinamakan dengan hubungan sosial yang secara alami akan membentuk kelompok-kelompok sosial. Keberadaan individu dalam kelompok sosial ini ditentukan berdasarkan rating dan ranking individu itu dimata anggota kelompok yang lain. Dengan kata lain, posisi individu dalam suatu kelompok ditentukan berdasarkan pandangan anggota yang lain.
      Dalam kelompok tertentu, kecenderungan untuk memimpin dari tiap individu yang ada di dalamnya terkadang menjadikan kelompok tersebut menjadi "tidak sehat". Maksud dari "tidak sehat" di sini adalah kelompok ini tumbuh dalam keadaan dimana anggotanya saling menjatuhkan satu sama lain. Tiap individu yang ada menjadi ambisius untuk terlihat lebih superior atas individu yang lain. Bahkan ada juga yang sampai menutup kesempatan untuk menjadi lebih baik bagi anggota kelompok yang lain asalkan dia terlihat lebih superior dibandingkan anggota yang lain. Inilah yang saya maksud dengan kelompok yang "tidak sehat".

     Sebagai manusia normal, kita memiliki kecenderungan untuk menunjukkan kelebihan yang kita miliki di hadapan orang lain. Ini adalah hal yang wajar. Namun, yang perlu digaris bawahi di sini adalah terdapat perbedaan yang besar antara menunjukkan kelebihan diri sendiri dengan menunjukkan kekurangan orang lain. Ketika kita menunjukkan kelebihan diri kita sendiri maka tindakan yang kita lakukan sudah pasti akan terfokus pada diri kita sendiri tanpa harus peduli dengan orang lain. Namun, ketika kita menunjukkan kekurangan orang lain maka kita akan cenderung memfokuskan pandangan kita pada apa yang dilakukan oleh orang lain, menemukan kesalahan dan kekurangannya, kemudian menunjukkan hal tersebut pada orang lain. Seperti itulah gambaran tetang perbedaan dari kedua hal tersebut.
       Menunjukkan kekurangan orang lain akan membuat kita terlihat kritis dan membuat kita terlihat superior di mata orang lain. Namun, mengkritik tanpa memberikan saran yang membangun sebenarnya adalah tindakan yang sangat tidak dewasa. Orang dewasa akan lebih banyak bertindak daripada berbicara. Singkatnya, akan lebih baik jika kita melakukan suatu hal yang sesuai dengan kemampuan kita daripada hanya mengkritik apa yang dilakukan oleh orang lain. Kebanyakan orang yang tidak mampu memulai untuk melakukan suatu hal sesuai dengan pemikirannya akan menutupi hal itu dengan cara mengkritik apa yang dilakukan orang lain. Hal seperti ini sering dilakukan oleh orang yang memiliki pemikiran yang pintar namun lebih ingin mengejar superioritas dan membentuk pencitraan atas dirinya sendiri di hadapan orang-orang yang ada di sekitarnya.
     Ketika kita saling mengejek dalam hal menunjukkan kekurangan orang lain untuk konsumsi dalam kelompok kita sendiri mungkin tidak akan menjadi masalah. Namun, ketika bahan ejekan ini terbawa sampai keluar dari lingkup kelompok, maka hal ini kemudian menjadi hal yang tidak wajar. Mungkin kita bisa saja berkilah bahwa dalam kelompok tersebut kita merupakan kumpulan orang-orang yang siap dikritik. Apa benar seperti itu atau kita hanya ingin mengkritik agar terlihat lebih superior atas anggota kelompok kita yang lain di hadapan orang lain di luar dari kelompok sosial kita? Hal ini kemudian menjadi pertanyaan yang layak untuk ditelaah pada masalah seperti ini.
       Ketika perilaku saling menjatuhkan di hadapan orang lain ini menjadi kebiasaan maka disadari atau tidak kita sudah membentuk perilaku yang sebenarnya kasar meskipun terlihat halus. Ketika kita sampai pada kondisi yang seperti ini, manakah hal yang lebih penting dalam suatu kelompok sosial? apakah superioritas ataukah hubungan harmonis antar anggotanya?

Say No To Racism = Don’t Judge a Book by it’s Cover

      Manusia pada dasarnya akan selalu menilai apapun yang dilihat, didengar, maupun yang dirasakannya meskipun hanya sekilas, baik disadari ataupun tidak. Hal inilah yang kemudian akan memicu otak kita untuk berpikir apa yang harus dilakukan saat itu. Sebagai contoh umum, dalam keadaan tertentu kita akan langsung mengambil tindakan cepat yang merupakan perintah cepat dari otak untuk menanggapi apa yang kita lihat, dengar, atau rasakan. Inilah yang disebut dengan tindakan “refleks”. Intinya adalah manusia akan selalu punya penilaian secara pribadi terhadap seseorang ataupun sesuatu yang dilihat, didengar, maupun yang dirasakannya.
      Pada judul kali ini Saya menyatakan bahwa seruan “katakan tidak pada rasis” (Say No To Racism) sama dengan ungkapan “jangan menilai sebuah buku dari sampulnya” (Don’t Judge a Book by it’s Cover).  Sudah diketahui secara umum bahwa arti dari ungkapan “jangan menilai buku dari sampulnya” adalah suatu pesan bahwa kita jangan menilai seseorang dari penampilan luarnya saja. Dalam artian bahwa tidak selamanya penilaian kita terhadap apa yang kita lihat itu adalah sebuah kebenaran. Pada situasi atau keadaan tertentu kebanyakan orang hanya akan menampilkan dirinya sebagaimana dia ingin terlihat di hadapan orang lain, bukan dirinya yang sebenarnya. Maksud sebenarnya dari ungkapan ini bukan semata-mata menilai penampilan luar seperti berpakaian saja. Namun, ungkapan ini memiliki arti yang lebih dalam. Yaitu perilaku seseorang. Terkadang seseorang akan bersikap baik di depan kita pada kesempatan tertentu. Sementara pada kesempatan lain orang tersebut akan bersikap jahat bahkan sangat jahat pada kita. Pada kasus seperti ini, kita harus lebih teliti dalam mengamati dan kemudian menerjemahkan sifat yang sebenarnya dari orang tersebut. Secara singkat, dapat kita katakan bahwa perilaku seseorang pada waktu tertentu itu adalah “sampul buku” dan sifat asli dari orang tersebut adalah “isi dari buku itu”.

      Kaitan antara seruan “katakan tidak pada rasis” dan ungkapan “jangan menilai sebuah buku dari sampulnya” dalam tulisan kali ini adalah mengenai latar belakang, asal-usul, ras, suku, dan agama. Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari banyak ras, suku, dan agama. Tiap bayi yang baru lahir di Indonesia sudah langsung berada pada ras, suku, dan agama tertentu. Hal ini dipengaruhi oleh lingkungan tempat dia lahir dan tumbuh, terutama keluarga. Ras dan suku seseorang tidak dapat dirubah bagaimanapun caranya sejak lahir sampai meninggal dunia karena hal ini dipengaruhi oleh orang tuanya. Ras dan suku dari orang tua akan menurun pada anaknya. Tidak peduli sekeras apapun sang anak berusaha, tetap saja tidak akan mampu untuk merubah ras dan sukunya yang sudah melekat pada dirinya sejak lahir. Berbeda dengan agama, ketika sang anak ini beranjak dewasa, maka dia mampu untuk menentukan pilihannya sendiri. Bahkan ketika lahir dia sudah memeluk agama yang dipeluk oleh kedua orang tuanya, dia tetap bisa memilih agama untuk dipeluknya sesuai dengan pandangannya ketika dewasa. Sudah banyak kisah dari orang yang pada akhirnya memeluk agama yang berbeda dengan orang tuanya.
      Seruan “katakan tidak pada rasis” ini tertuju pada ras dan suku yang tidak dapat dirubah. Untuk mempermudah dalam memahami penjelasan saya, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari ras dan suku. Seringkali orang mengartikan kedua hal ini dalam makna yang sama berdasarkan pada pandangan bahwa kedua faktor ini saling mempengaruhi satu sama lain. Cara yang paling mudah untuk membedakan antara pengertian ras dan suku adalah dengan menggunakan pengertian biologi dan sosiologi. Kedua bidang ilmu pengetahuan ini sudah sangat jelas perbedaannya. Kita hanya perlu meletakkan ras pada pengertian biologi dan suku pada sosiologi. Singkatnya, ras adalah perbedaan antara individu yang satu dengan individu yang lain berdasarkan sisi biologisnya seperti warna kulit, warna rambut, pola rambut, dan bagian tubuh lainnya pada manusia. Sedangkan suku adalah hal yang bersifat kultur atau budaya. Saat ini kata suku lebih popular dengan sebutan etnik. Suku atau etnik ini dipengaruhi oleh lingkungan tempat individu tersebut tumbuh dan berkembang. Pada dasarnya, suku atau etnik ini lebih tertuju pada kelompok masyarakat yang menempati lingkungan geografis tertentu yang berbeda dengan kelompok lainnya.
      Sesuai dengan judul tulisan saya kali ini yaitu “katakan tidak pada rasis = jangan menilai sebuah buku dari sampulnya” (say no to racism = don’t judge a book by it’s cover). Saya memiliki pandangan bahwa seruan “katakan tidak pada rasis” ini merupakan semboyan utama yang terus digaungkan pada era globalisasi ini. Dalam persamaannya dengan ungkapan “jangan menilai buku dari sampulnya” ini saya meletakkan ras dan suku pada perumpamaan sebagai “sampul buku” dan sifat dari individu adalah “isi buku”. Artinya bahwa kita tidak bisa memvonis sifat seseorang hanya berdasarkan ras dan suku karena tiap individu itu sudah pasti berbeda dengan individu yang lain. Sebagai contoh nyata, saya akan mengungkapkan pernyataan rasis yang sudah menjadi pandangan umum antara Orang Jawa dan Orang Ambon. Seringkali saya mendengar pernyataan dari orang Ambon bahwa orang Jawa itu pelit, kikir, dan selalu menjadikan uang sebagai prioritas utama untuk berhubungan dengan orang lain tanpa memperdulikan kesulitan yang dialami oleh orang lain. Namun, pada kenyataannya banyak teman-teman saya yang merupakan Orang Ambon justru sering dibantu oleh teman-teman saya yang merupakan Orang Jawa ketika sedang mengalami masalah yang sulit termasuk saat mengalami kesulitan dalam keuangan. Sebaliknya, orang Jawa juga umumnya memiliki pandangan bahwa “orang Ambon itu adalah orang yang kasar dan jahat”. Pandangan yang sangat tidak rasional mengingat angka kriminalitas yang menunjukkan angka lebih besar di Jawa daripada di Ambon. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah “apakah Rian si penjagal itu orang Ambon?”, apakah Amrozi si teroris itu adalah orang Ambon?”.
     Dari contoh tersebut maka dapat kita ambil sebuah kesimpulan yaitu tiap individu tidak dapat kita nilai hanya berdasarkan ras dan sukunya saja. Hal yang mendasari pernyataan saya ini adalah kenyataan bahwa individu yang satu berbeda dengan individu yang lainnya. Bahkan, dalam satu keluarga pun dapat kita lihat bahwa sifat seorang kakak bisa sangat berbeda bahkan bertolak belakang dengan sifat adiknya. Oleh karena itu, marilah kita membuang segala pandangan bodoh tentang ras dan suku yang sudah tertanam sebagai penyakit utama pengganggu persatuan bangsa. Kita adalah bangsa Indonesia yang memiliki berbagai macam ras dan suku yang seharusnya menjadi kebanggaan, bukan malah menjadi kelemahan. Sebagai orang yang mengaku berpendidikan, seharusnya kita malu jika sampai saat ini kita masih memiliki pandangan yang primordial dan rasis. 

Rasa Nyaman

    Hari ini saya ingin bercerita tentang bagaimana rasanya kebohongan. Terkadang kita melakukan hal yang tidak kita sukai dan berpura-pura menyukainya hanya sekedar menunjukkan kepada orang lain bahwa kita memang kita mampu untuk melakukannya. Inilah yang membuat kita menjadi tidak nyaman dengan diri kita sendiri. Pertanyaannya adalah "mengapa kita harus menjadi seseorang yang bukan diri kita hanya untuk orang lain?". Beberapa orang mungkin akan menjawab bahwa hal ini dilakukan untuk menunjukkan perasaan, entah itu cinta ataupun sayang. Hal ini bisa berarti benar, bisa juga tidak. Tergantung sudut pandang yang digunakan untuk memahami hal ini.
      Kita terkadang berusaha untuk menjadi nyaman dalam situasi yang sebenarnya tidak nyaman bagi diri kita sendiri. Alasan utama yang biasanya menjadi pemicu kenapa seseorang rela menikmati situasi yang tidak nyaman ini adalah agar disukai oleh orang yang kita inginkan. Pandangan umum yang melandasi hal ini adalah "jika kita ingin disukai oleh orang lain maka kita harus melakukan hal yang dia sukai". Secara garis besar, tujuan yang ingin dicapai adalah membuat orang tersebut nyaman jika bersama dengan kita. Saya juga setuju dengan pernyataan ini. Namun, ketika kita melakukan hal yang sebenarnya tidak menunjukkan diri kita sendiri maka tindakan yang kita lakukan adalah tindakan yang sangat konyol. Hasil yang diperoleh juga tidak akan terjamin kelangsungannya. Tidak ada jaminan bahwa hubungan yang diperoleh dari tindakan seperti ini akan bertahan lama.

     Saran yang ingin saya sampaikan berdasarkan pemikiran saya adalah lebih baik kita melakukan hal yang memang ingin kita lakukan. Tidak masalah jika sepanjang perjalanan dalam hidup kita mungkin kita akan dibenci oleh banyak orang. Yang terpenting adalah bagaimana cara yang kita lakukan agar kita tetap menjadi diri kita sendiri. Namun, ketika suatu saat ada orang yang menyukai kita karena apa yang kita lakukan maka dia adalah orang yang benar-benar mampu untuk menerima kita apa adanya. Hubungan yang terjadi dengan cara seperti ini akan lebih sehat dan lebih terjamin kelangsungannya. Satu hal yang harus kita ingat adalah lebih baik jika kita memiliki teman yang jumlahnya sedikit namun merupakan kumpulan orang-orang yang tulus menerima kita apa adanya. Sama halnya dengan pacar ataupun kekasih. Akan lebih baik jika orang yang kita sayangi adalah orang yang mampu menerima kita apa adanya diri kita.
      Ketika kita berusaha untuk membuat orang lain menyukai diri kita dengan tidak menjadi diri kita sendiri maka dalam hubungan yang terjalin itu kita akan menjadi orang yang tertekan dan tidak bisa menikmati hubungan tersebut. Singkatnya, kita tidak akan pernah merasa nyaman dalam hubungan tersebut. Kebanyakan orang mempelajari cara untuk membuat orang lain menyukainya, tanpa berpikir jauh ke depan. Apa yang akan terjadi setelah orang lain menyukai kita. Apakah kita akan meninggalkan orang tersebut  begitu saja ketika kita sudah tidak sanggup untuk membendung rasa ketidaknyamanan kita?. Perlu diketahui bahwa orang-orang jenius yang membuat orang lain menyukainya kebanyakan mempunyai tujuan tertentu dan tidak peduli apa yang akan terjadi nantinya. Selama apa yang menjadi tujuannya sudah terpenuhi, maka tidak penting lagi apa yang akan terjadi setelah itu. Kenyataannya adalah orang-orang seperti ini akan menemukan bahwa dia menjalani hidup dalam kesendirian. Tidak ada teman ataupun sahabat setia yang menemani hidupnya. Bahkan kekasih pun terkadang terlihat seperti musuh yang harus ditaklukkan. Apa yang diharapkan dari hubungan yang seperti ini?
      Saya mengerti keadaan yang seperti ini karena saya juga pernah menjalani hubungan yang terjalin tanpa ada rasa nyaman. Mungkin orang yang menerima perlakuan palsu kita akan merasa nyaman dalam hubungan tersebut. Namun, kita akan menjadi orang yang tidak merasa nyaman, tertekan, dan pada akhirnya akan mencari cara mengakhiri hubungan tersebut. Secara bertahap kita kemudian menjadi orang yang membina suatu hubungan yang singkat dan tidak mampu dipertahankan untuk tetap berlanjut secara terus-menerus. Pada akhirnya, satu hal yang menjadi kesimpulan dari tulisan ini adalah: "jadilah diri sendiri, meskipun orang lain terlihat lebih hebat daripada kita". Kunci dari tindakan seperti ini adalah kita harus berani membuka diri untuk siapapun dalam hal pertemanan agar kita mampu menemukan orang-orang yang tepat untuk menjadi teman dalam hidup. 

Pandangan Tentang Orang Lain

      Ini adalah apa yang saya pikirkan hari ini, dengan sedikit kemampuan saya untuk menganalisis kemudian saya mencoba untuk memahami hal ini. Tiap orang punya pandangan tersendiri terhadap orang lain. Sudah pasti ada rating yang membuat orang lain berbeda-beda di mata seseorang. Hal ini yang memungkinkan perlakuan sesorang terhadap orang yang satu dengan orang yang lain menjadi berbeda. Bahkan, orang bijak sekalipun punya pandangan yang kemudian menempatkan orang lain dalam ranking tertentu. Bagaimanapun cara yang dia gunakan untuk mengurutkannya. Jika rating yang digunakan dalam bentuk angka kemudian angka yang digunakan kembali dibagi dalam golongan angka positif, nol (0), dan angka negatif. Maka dapat dikatakan bahwa pada angka negatif terdapat orang-orang yang tidak disukai atau dibenci. Pada angka nol merupakan golongan orang-orang yang tidak dibenci, namun bukan berarti bahwa orang-orang ini juga disenangi. Dalam hal ini, orang-orang yang termasuk dalam golongan angka nol bisa jadi akan sangat dekat hanya ketika ada hal yang memang dibutuhkan. Bisa dikatakan bahwa orang-orang yang termasuk dalam golongan ini cocok dengan kalimat "nothing personal, just a good bussiness". Sedangkan angka positif merupakan golongan orang-orang yang disukai. Dalam golongan ini termasuk di dalamnya pacar, keluarga, dan sahabat.
      Jadi, akan terlihat posisi kita dimata orang lain jika kita mampu mengamati bagaimana cara orang tersebut memperlakukan kita. Bahkan, seorang pacar pun adakalanya tidak memposisikan kita sebagai orang yang termasuk dalam golongan angka positif. Ketika hal ini terjadi maka hal pertama yang seharusnya kita lakukan adalah mengintrospeksi diri kita sendiri. Mengingat kembali bagaimana kita memperlakukan dia. Jika cara anda memperlakukaknnya merupakan cara yang wajar sebagaimana seseorang memperlakukan pacarnya. Maka hal yang kemudian menjadi pertanyaan adalah seberapa penting arti kehadiran anda di dalam hidupnya?


      Sama halnya dengan pacar, pada beberapa kasus dalam keluarga dan hubungan pertemanan juga muncul permasalahan yang bisa dikatakan terjadi berdasarkan rating ini. Satu hal yang harus diingat adalah tidak selamanya ranking yang sudah ada sebelumnya akan bertahan secara terus-menerus. Setiap tindakan dan tingkah laku yang anda lakukan menjadi tolak ukur bagi orang lain untuk menempatkan anda ke dalam ranking yang dia susun di dalam kepalanya. Saran saya untuk menjaga ranking anda dimata orang lain adalah anda harus menjaga dengan baik tingkah laku anda agar tidak menyinggung atau bahkan menyakiti orang lain. Meski demikian, ada juga beberapa orang yang malah tidak memperdulikan tingkah laku anda seperti apa. Orang-orang seperti ini merupakan orang yang lebih senang menempatkan seseorang dalam ranking yang dia susun hanya berdasarkan sisi emosionalnya saja. Ketika anda menghadapi orang yang seperti ini maka anda harus banyak mengamati, mendengar, dan mengerti apa yang dia sukai. Dengan demikian anda bisa meminimalkan tingkah laku baik yang bisa saja terkesan dibuat-buat atau bisa dikatakan "cari muka" di hadapan orang tersebut. Jika anda sudah menemukan hal yang disukai oleh orang tersebut berdasarkan pengamatan anda maka hal yang harus anda lakukan adalah mulai menjaga jarak anda dengannya kemudian sesekali mendekatinya dengan hal yang dia sukai. Hal ini juga jangan dilakukan terlalu sering karena malah akan menjadi boomerang bagi anda.
      Berbeda dengan hal sebelumnya, ketika kita berbicara tentang persahabatan maka tidak lagi ada rating yang menempatkan seseorang dalam posisi tertentu. Sahabat merupakan ikatan yang tidak akan terpengaruh oleh kondisi apapun. Ikatan seperti ini merupakan hal yang sangat sulit untuk dicapai karena hanya terjadi dengan melalui berbagai macam situasi bahkan situasi yang terbilang kritis. Namun, anda juga harus jeli untuk memilah mana teman anda yang hanya datang dan kemudian pergi sesuai dengan kebutuhannya dan yang mana yang benar-benar ada sebagai sahabat anda. Hal ini sangat penting mengingat ada beberapa tipe orang yang menampakkan kebaikkannya agar terlihat benar-benar sebagai sahabat. Untuk memahami hal seperti ini maka anda harus bersabar untuk melihat dan mengamati tingkah laku tiap orang yang ada di sekitar anda.

Merasa Sendirian

         Kita seringkali merasa sendirian di muka bumi. Sebagian besar penyebabnya adalah karena kita tidak memiliki teman atau sahabat yang mengerti tentang diri kita. Hal ini merupakan hal yang sangat aneh. Kita tidak mungkin bisa mengerti apa yang sedang dialami oleh orang lain secara pasti jika kita tidak tahu apa yang telah dia lalui. Meskipun kita tahu apa yang telah dia lalui, tetap saja kita tidak akan mengerti apa yang dia rasakan secara pasti. Terkecuali dia mau menceritakan tentang apa yang dia rasakan. Apa yang dirasakan oleh seseorang merupakan sisi emosional dari manusia yang hadir karena ada pemikiran tentang masalah yang tengah dihadapi. Singkatnya, pola pikir yang dia miliki kemudian membentuk respon emosionalnya untuk menyikapi sebuah masalah. Tak heran jika pada kenyataannya orang yang memiliki pola pikir yang baik akan lebih bijaksana dalam menghadapi masalah dalam hidupnya.
       Pola pikir tiap orang sudah pasti berbeda antara yang satu dengan yang lain. Dengan demikian dapat kita tarik sebuah kesimpulan bahwa tidak ada seorangpun yang dapat selalu mengerti perasaan atau bahkan keadaan orang lain jika orang tersebut tidak menceritakannya secara terbuka. Ketika kita adalah seorang yang introvert maka kita akan cenderung tertutup dengan masalah yang kita hadapi. Hal ini tidak akan menjadi masalah selama kita nyaman dan mampu untuk menyelesaikan masalah kita sendiri.

        Sorotan utama dari pembahasan kali ini adalah jika kita seringkali merasa sendirian menghadapi masalah dalam hidup. Seperti yang telah saya katakan sebelumnya bahwa perasaan tersebut dipengaruhi oleh pola pikir. Jadi, ketika kita merasa sendirian maka itu berarti bahwa pola pikir kita telah menuntun kita untuk berpikir demikian sehingga pada akhirnya sisi emosional kita muncul untuk menyikapi pemikiran tersebut. Satu hal yang pasti dirasakan pada saat itu adalah "sedih".
         Sebagian besar wanita yang berada dalam kondisi seperti ini akan cenderung mengabiskan waktunya untuk mengurung diri di kamar sambil menangis sampai emosinya agak sedikit teredam. Namun, bagi lelaki yang mengalami hal ini akan lebih fatal akibatnya. Buruk bagi diri sendiri maupun orang-orang sekitarnya. Sebagian besar lelaki yang mengalami kondisi seperti ini akan memendam rasa sedihnya dengan rapat. Namun, pada akhirnya jika tak lagi mampu untuk ditahan maka akan meluap dalam bentuk amarah. Lebih parah lagi, amarah ini akan "meledak" dengan hebat tanpa pandang bulu.
          Saran saya adalah ketika kita berada dalam kondisi seperti ini maka cobalah untuk berpikir sepositif mungkin tentang masalah yang dihadapi. Jika masih belum berhasil maka beranikan diri untuk bercerita kepada orang yang kita percaya, entah sahabat, pacar, ataupun keluarga. Namun, jika merasa tidak ada satupun yang anda percaya, maka cobalah untuk menceritakan masalah tersebut dalam sebuah tulisan, rekaman suara, ataupun rekaman video. Mungkin hal ini terdengar sederhana, namun akan anda mengerti jika anda mengalaminya.

Masa Lalu

     Bagi tiap insan yang sedang dalam hubungan asmara, apalagi dalam sudut pandang lelaki, mengetahui masa lalu dari pasangannya adalah hal yang sangat penting. Sebenarnya saya gak terlalu yakin dengan pernyataan ini, tapi untuk sementara kita anggap aja ini benar. Kalau gak setuju ya anggap aja ini salah, bodo amat. Lagian masih mending dianggap salah daripada gak dianggap sama sekali. Sakitnya tuh di sinu (catatan: sinu adalah gabungan antara sini dan situ). Nyoh..,, Mungkin, bagi sebagian orang dengan masa lalu yang agak kelam atau sangat kelam bakal milih untuk menyimpan masa lalunya bahkan mengubur dalam-dalam kenangan tersebut tanpa harus diketahui oleh orang lain. Siapa tau ada orang yang masa lalunya adalah agen CIA atau FBI, trus kalau masa lalunya diketahui malah akan membahayakan negara dan tetangga sebelah rumah. Namun, satu hal yang harus kita lihat di sini adalah hubungan asmara seperti apa yang sedang kita bangun? apakah sekedar pacaran saja? atau serius sampai ke jenjang pernikahan?
     Kalo hubungan yang kita bangun adalah "pacaran saja" berarti gak bakalan ada masalah. Bahkan lebih baik disimpan sendiri untuk mencegah jangan sampai kita menceritakannya pada orang yang salah. Bisa-bisa jadi trending topic orang sekampung selama 1 dekade. Tapi, kalo hubungan yang sedang kita bangun itu adalah hubungan yang serius dengan tujuan sampai pada jenjang pernikahan maka sudah pasti segala sesuatu di masa lalu kita harus kita bagi bersama pasangan kita. Kalo gak dibagi kan kasian dia, gak kebagian. Tentu saja berbagi tentang masa lalu merupakan hal yang sangat sulit. Apalagi kalo masih ragu sama pasangannya. Yang sebaiknya menjadi bahan pertimbangan kita adalah apakah kita ingin memiliki pasangan yang benar-benar menerima kita apa adanya ataukah pasangan yang tidak mampu menerima kita jika tahu bagaimana masa lalu kita? Gak masalah kalo kita ingin menyimpan cerita masa lalu kita dan hidup dalam kebohongan bersama dengan pasangan kita. Tapi sebaiknya jangan, soalnya kata guru SD saya bohong itu dosa lho, ntar masuk neraka. Gak enak kalo masuk neraka, gak bisa internetan. Ketika kita mendapatkan seseorang yang kita inginkan untuk menjadi pendamping kita hingga tutup usia, maka kita seharusnya mampu untuk terbuka, berterus terang tanpa ada hal yang harus disembunyikan. Kalau gak terbuka kan gak enak, gak bisa ngapa-ngapain.

     Banyak orang di sekitar saya yang juga gak setuju dengan pendapat saya. Bagi mereka, masa lalu adalah hal yang gak perlu diceritakan untuk pasangan meskipun itu dalam hubungan suami istri. Apalagi yang doyan selingkuh, kalo masa lalunya diceritain ntar malah gak dapat jatah seumur hidup. Kasihan....,, Tapi, ada juga beberapa orang yang setuju dengan pendapat saya. Alasan yang mereka katakan hanya satu, “apapun yang menjadi masa lalu kita, entah keburukan atau kebaikan, akan ditanggung akibatnya bukan hanya oleh kita sendiri, namun juga orang yang dekat dengan kita”. Yang sudah pasti akan langsung merasakan akibatnya adalah pasangan kita, entah suami atau istri. Oleh karena itu, masa lalu merupakan bagian yang gak bakalan terlepas dari pelakunya. Meskipun anda jago kungfu atau ninjutsu juga gak bakalan ada jurus yang bisa melepaskan masa lalu. Kalo gak percaya coba aja tanya sama tembok, pasti gak bakal dijawab. Kita para pelaku tindakan di masa lalu pasti akan selalu memiliki pilihan untuk berbagi tentang masa lalu atau gak. Kadang kita juga bakal merasa ragu untuk berbagi tentang masa lalu. Banyak pertimbangan yang menjadikan kita merasa berbeda dan terlalu “kotor” di masa lalu. Kotor dalam arti yang berbeda sama gak mandi lho ya. Memang benar kalo gak mandi itu juga bisa berarti kotor, tapi bukan itu yang saya maksud. Tapi kalo emang anda jarang mandi, santai aja lah. Saya juga sering gak mandi kok. Anda gak sendirian di bumi ini. Yang penting itu cuci muka & gosok gigi, jangan lupa pake deodorant biar bau gak enaknya agak pudar dikit. Lagian itu kan namanya jorok, beda sama kotor.
    Oke.., sekarang kita kembali ke pembahasan yang serius. Rasa ragu ini bagi kebanyakan orang gak mampu diatasi hingga pada akhirnya keputusan yang diambil adalah diam saja dan menyimpan masa lalu untuk dirinya sendiri. Kelihatan banget nih orang pelitnya minta ampun.
   Ide awal dari tulisan ini adalah cerita tentang pengalaman pribadi teman saya yang gak mau disebutin namanya di sini. Jadi, biar lebih gampang maka kita sebut saja dia "Kubis". Nah, mas Kubis ini bercerita tentang bagaimana sulitnya melawan rasa ragu untuk saling terbuka dengan pasangannya.
    Sebentar...!!!
    Saya potong sebentar cerita ini. Gak adil rasanya kalo pasangan dari mas Kubis ini gak dikasih nama juga. Biar adil, kita sebut saja "Daun Bawang". Untuk memperjelas, Kubis ini adalah cowok dan Daun Bawang sebagai pasangannya adalah cewek. Jadi, kalo kisah mereka dijadiin novel ntar judulnya "Romansa Mas Kubis dan Mbak Daun Bawang".
    Awalnya, Kubis juga sulit untuk mengatasi rasa ragu ini. Tapi, setelah ke klinik "tong fing" (plesetan dari klinik tong fang biar gak diprotes di kemudian hari), ternyata hasilnya sama saja. (Bagian tentang klinik tong fing ini anggap aja udah saya hapus, soalnya gak nyambungnya kelewatan). Oke, kita kembali ke cerita tentang Kubis yang sulit mengatasi rasa ragu. Bahkan berkali-kali pembicaraan yang mengarah ke masa lalu ini rasanya terlalu seram bagi mas Kubis. Tapi, kesadaran untuk saling menerima satu sama lain pada akhirnya membuat mas Kubis kembali berpikir tentang hubungan seperti apa yang ingin dia jalani. Hal ini kemudian pada awalnya memaksanya untuk mulai bercerita sedikit demi sedikit tentang masa lalunya kepada Daun Bawang. Akhirnya, tidak ada lagi rasa ragu yang menghalanginya untuk terbuka tentang masa lalunya kepada Daun Bawang. Tanpa dia sadari, hal ini menjadi pemicu bagi mas Kubis untuk selalu jujur kepada Daun Bawang. Kejujuran kepada pasangan ini membuat hubungan mereka lebih terbuka satu sama lain sehingga mulai menerima satu sama lain secara utuh. Cara seperti ini kemudian membuat hubungan mereka berbeda dengan yang sebelumnya, ketulusan menjadi landasan utama bagi mereka untuk bisa saling memberi dan menerima satu sama lain.
     Lega rasanya jika kita mampu menjalani sebuah hubungan dengan tulus. Segala yang kita takuti dari pasangan dan semua rasa ragu terhadap pasangan perlahan mulai menghilang. Rasanya seperti membina hubungan asmara dengan sahabat terbaik yang sudah mengerti tentang diri kita. Apapun yang kita lakukan bisa diterima dengan tulus oleh pasangan kita. Jadi, intinya adalah jika kita ingin berbagi tentang masa lalu kita maka yang harus menjadi pertimbangan utama adalah hubungan seperti apa yang kita inginkan untuk dijalani.
That’s it…!!!

Berpikir

     Manusia hidup dalam rotasi kehidupan yang berputar secara terus menerus. Detik berganti menit, jam berganti hari, bulan berganti tahun. Jalan hidup selalu diumpamakan seperti roda yang berputar karena sesuai dengan apa yang dialami oleh manusia dalam hidup. Yang dimaksud dengan apa yang dialami oleh manusia itu adalah nasib dalam hidupnya. Terkadang di atas, kadang juga berada di bawah. Hidup manusia akan selalu seperti itu. Berlaku untuk semua manusia tanpa terkecuali. Hal yang membedakan adalah cara yang digunakan untuk menghadapi setiap peristiwa dalam hidup. Terkadang kita merasa menjadi orang paling beruntung di muka bumi, namun kadang kita juga merasa sebagai orang yang paling sial dibandingkan manusia lainnya. Setiap manusia pasti mengalami hal yang sama tentang kebaikan atau keburukan dalam hidup sesuai dengan kehidupannya. Sikap yang kita ambil untuk menghadapi keadaan hidup tersebut yang menjadikan kita berbeda dengan manusia lainnya. Entah kita menghadapinya secara bijaksana ataukah dengan meluapkan emosi diri dan menyalahkan keadaan.

     Tidak ada cara yang lebih baik daripada memahami diri sendiri dalam menjalani hidup. Tiap orang punya cara tersendiri dalam memahami hidupnya. Kebanyakan manusia saat ini berusaha untuk mengikuti idolanya. Tanpa disadari, hal ini akan menjauhkan kita dari diri kita sendiri. Ada orang-orang yang bisa dikatakan beruntung karena tanpa disadari sudah mengerti akan dirinya sendiri. Ada sebagian lagi tidak perduli dengan memahami diri sendiri dan mengikuti apapun yang menjadi idolanya. Selain kedua jenis manusia ini, ada juga yang entah sudah memahami dirinya sendiri atau belum, selalu berpikir tentang kehidupan. Berpikir tentang hal-hal yang bisa dikatakan agak aneh untuk dipikirkan. Berpikir tentang hidup, apa yang terjadi dalam hidup, dengan menggunakan cara yang sangat rinci dalam menganalisisnya. Orang-orang yang tergolong dalam jenis ini merupakan orang yang peka atas tindakan orang lain di sekitarnya. Akan sangat mudah bagi mereka untuk mengerti keadaan bahkan keinginan orang lain tanpa harus diungkapkan.
     Saat kita berdiskusi tentang suatu masalah dengan orang yang termasuk dalam golongan ini, mereka akan cenderung ingin mengetahui secara detail. Terkadang, mereka akan memberikan pertanyaan yang menurut kita tidak penting bahkan aneh. Namun, solusi yang mereka tawarkan dalam menyelesaikan masalah biasanya merupakan "win win solution" . Saat ini, sudah jarang saya temukan orang-orang seperti ini. Saya selalu senang untuk berbagi cerita dengan mereka. Pemikiran mereka mampu untuk membuka pemikiran kita untuk kemudian maju tanpa rasa ragu. Kebanyakan orang saat ini menganggap orang-orang yang suka berpikir tentang hidup ini merupakan orang yang tidak pintar karena menghabiskan waktu untuk memikirkan hal yang tidak penting. Anehnya, orang yang berkata demikian justru sering meminta saran atas masalahnya pada orang yang berpikir tentang hidup itu (pemikir). Salah satu bukti yang menunjukkan bahwa mereka membutuhkan hasil pemikiran dari para pemikir ini.

Rasa Sayang

       Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan manusia yang lain. Pada urutan tertinggi dalam hubungan manusia dengan manusia yang lain ditentukan dengan menggunakan rasa sayang. Dalam hubungan sosial manusia, tidak selamanya akan ditentukan dengan perasaan atau sisi emosional saja. Namun, satu hal yang harus diketahui adalah pada dasarnya sisi emosional manusia yang menggunakan hati akan lebih dominan dalam menentukan keputusan akhir dari sebuah pertimbangan jika dibandingkan dengan logika yang menggunakan otak. Penjelasan tentang ranking dan rating manusia di mata manusia lainnya pada postingan "Pandangan Tentang Orang Lain" telah menunjukkan posisi individu yang lain di hadapan seseorang. Pada ranking positif akan terisi oleh golongan orang-orang yang kita sayangi.
     Rasa sayang merupakan salah satu bentuk perasaan manusia yang murni merupakan cerminan sisi emosional manusia tanpa dipengaruhi faktor lainnya. Sebagai contoh, rasa "suka" merupakan salah satu sisi emosional manusia namun dipengaruhi oleh faktor lainnya. Kita akan menyukai seseorang berdasarkan apa yang dia lakukan atau bagaimana dia terlihat. Kita akan menyukai sebuah lagu ketika lagu tersebut memiliki alunan yang indah dengan suara yang merdu. Kita akan menyukai satu jenis makanan ketika makanan tersebut enak rasanya. Selalu ada alasan tertentu yang pada dasarnya merupakan hasil dari proses olah logika terhadap apa yang kita amati dengan menggunakan panca indera kita. Rasa "sayang" merupakan salah satu sisi emosional manusia yang memiliki pengaruh besar namun terkadang juga aneh.
photo's by: Dedik Agus
      Dari sekian banyak emosi manusia, rasa sayang ini merupakan emosi yang tidak pandang bulu. Bukan hanya tidak terpengaruh dengan faktor lain di luar emosi, namun juga terkadang tidak terpengaruh oleh emosi yang lain. Satu-satunya hal yang menetukan rasa sayang ini adalah arti dari seseorang dihadapan kita. Seberapa pentingkah orang lain di hadapan kita? Bahkan ketika dia tidak melakukan apapun, atau bahkan ketika dia melakukan kesalahan yang fatal. Salah satu contoh yang paling nyata adalah rasa sayang seorang Ibu terhadap anaknya. Kesalahan apapun yang dilakukan oleh anaknya akan senantiasa dimaafkan hanya karena kasih sayang. Meskipun anak tersebut tidak melakukan apapun, rasa sayang orang tua akan selalu ada untuknya.
      Ikatan saudara kakak beradik juga dilandasi oleh rasa sayang. Meskipun lebih banyak waktu digunakan untuk berantem satu sama lain, pada akhirnya rasa sayang akan menjadi pengikat yang murni. Namun, pada beberapa kasus kakak beradik ini akan lebih terlihat ketika individu tersebut memasuki tahap kedewasaan. Bukan "tua", tapi "dewasa". Rasa sayang antara kakak beradik ini akan lebih kuat pengaruhnya terutama jika saudara kembar yang sama gendernya. Hal ini diperkuat dengan adanya rasa saling mengerti satu sama lain. Bisa kita bayangkan jika kita memiliki sahabat yang sedari kecil hingga dewasa selalu menemani kita. Berbagi kesedihan, berbagi kesenangan, dan berbagai hal penting lainnya dalam hidup.
      Hal ini juga yang menjadi landasan dalam hubungan persahabatan. Adanya rasa saling mengerti karena telah melalui berbagai hal bersama-sama. Yang menjadi perbedaan antara hubungan saudara kembar dan hubungan persahabatan adalah pola pikir. Dalam hubungan saudara kembar satu gender, pola pikir yang dimiliki memiliki kesamaan tanpa harus disamakan karena terbentuk melalui pengalaman hidup yang sama dalam waktu yang lama. Sementara dalam hubungan persahabatan, ada perbedaan antara persahabatan satu gender pria dan pria dengan gender wanita dan wanita. Pada persahabatan kaum pria, pola pikir biasanya terbentuk dengan adanya pemahaman berdasarkan pengamatan terhadap situasi yang dialami oleh sahabatnya. Rasa sayang dalam hubungan persahabatan pria ini biasanya ditunjukkan melalui perhatian dan kepedulian serta rasa setia kawan yang tidak memandang batas materi. Hubungan persahabatan pada gender ini biasanya diuji oleh harta, tahta, dan wanita.
      Persahabatan pada gender wanita biasanya akan lebih terlihat jika dibandingkan dengan persahabatan pada gender pria. Pola pikir dalam persahabatan wanita ini juga biasanya berusaha disamakan seiring berjalannya hubungan mereka. Rasa sayang pada hubungan ini ditunjukkan dengan perhatian dalam masalah hidup yang dialami. Namun, persahabatan wanita terkadang menjadi boomerang bagi pelakunya karena mengacu pada sifat dasar wanita. Pandangan tentang wanita merupakan mahluk yang lemah lebih mengacu pada mental sehingga wanita cenderung untuk mencari tempat untuk bersandar. Hal ini biasanya menjadi pembentukan pola pikir bersama karena wanita yang secara mental lebih lemah akan cenderung untuk dibentuk pola pikirnya oleh wanita yang lebih kuat mentalnya. Rasa saling membutuhkan pada hubungan persahabatan wanita ini lebih buat sehingga tak heran jika banyak wanita yang merasa lebih membutuhkan sahabat daripada keluarga ataupun kekasih.
     Hubungan yang terakhir adalah hubungan asmara. Ini adalah hubungan yang paling sering diidentikkan dengan rasa sayang. Tidak heran jika rasa sayang lebih diidentikkan dengan hubungan ini karena rasa sayang dalam hubungan ini akan membuat pelakunya cenderung menutup mata terhadap segala hal yang sebenarnya lebih penting. Kembali pada defenisi awal yaitu seberapa pentingkah pasangan kita bagi diri kita. Tidak perduli apa yang dilakukan oleh pasangan kita, dia akan selalu penting dimata kita. Itulah arti sayang sebenarnya dalam hubungan asmara ini. Rasa sayang merupakan dasar dari hubungan asmara. Oleh karena itu, pastikan seberapa penting kita menganggap pasangan kita sebelum kita memutuskan untuk melanjutkan hubungan kita ke arah yang lebih serius.