Wednesday, February 18, 2015

Superioritas Negatif

     Manusia adalah mahkluk sosial, oleh karena itu manusia selalu hidup secara berdampingan dengan manusia lainnya. Inilah yang dinamakan dengan hubungan sosial yang secara alami akan membentuk kelompok-kelompok sosial. Keberadaan individu dalam kelompok sosial ini ditentukan berdasarkan rating dan ranking individu itu dimata anggota kelompok yang lain. Dengan kata lain, posisi individu dalam suatu kelompok ditentukan berdasarkan pandangan anggota yang lain.
      Dalam kelompok tertentu, kecenderungan untuk memimpin dari tiap individu yang ada di dalamnya terkadang menjadikan kelompok tersebut menjadi "tidak sehat". Maksud dari "tidak sehat" di sini adalah kelompok ini tumbuh dalam keadaan dimana anggotanya saling menjatuhkan satu sama lain. Tiap individu yang ada menjadi ambisius untuk terlihat lebih superior atas individu yang lain. Bahkan ada juga yang sampai menutup kesempatan untuk menjadi lebih baik bagi anggota kelompok yang lain asalkan dia terlihat lebih superior dibandingkan anggota yang lain. Inilah yang saya maksud dengan kelompok yang "tidak sehat".

     Sebagai manusia normal, kita memiliki kecenderungan untuk menunjukkan kelebihan yang kita miliki di hadapan orang lain. Ini adalah hal yang wajar. Namun, yang perlu digaris bawahi di sini adalah terdapat perbedaan yang besar antara menunjukkan kelebihan diri sendiri dengan menunjukkan kekurangan orang lain. Ketika kita menunjukkan kelebihan diri kita sendiri maka tindakan yang kita lakukan sudah pasti akan terfokus pada diri kita sendiri tanpa harus peduli dengan orang lain. Namun, ketika kita menunjukkan kekurangan orang lain maka kita akan cenderung memfokuskan pandangan kita pada apa yang dilakukan oleh orang lain, menemukan kesalahan dan kekurangannya, kemudian menunjukkan hal tersebut pada orang lain. Seperti itulah gambaran tetang perbedaan dari kedua hal tersebut.
       Menunjukkan kekurangan orang lain akan membuat kita terlihat kritis dan membuat kita terlihat superior di mata orang lain. Namun, mengkritik tanpa memberikan saran yang membangun sebenarnya adalah tindakan yang sangat tidak dewasa. Orang dewasa akan lebih banyak bertindak daripada berbicara. Singkatnya, akan lebih baik jika kita melakukan suatu hal yang sesuai dengan kemampuan kita daripada hanya mengkritik apa yang dilakukan oleh orang lain. Kebanyakan orang yang tidak mampu memulai untuk melakukan suatu hal sesuai dengan pemikirannya akan menutupi hal itu dengan cara mengkritik apa yang dilakukan orang lain. Hal seperti ini sering dilakukan oleh orang yang memiliki pemikiran yang pintar namun lebih ingin mengejar superioritas dan membentuk pencitraan atas dirinya sendiri di hadapan orang-orang yang ada di sekitarnya.
     Ketika kita saling mengejek dalam hal menunjukkan kekurangan orang lain untuk konsumsi dalam kelompok kita sendiri mungkin tidak akan menjadi masalah. Namun, ketika bahan ejekan ini terbawa sampai keluar dari lingkup kelompok, maka hal ini kemudian menjadi hal yang tidak wajar. Mungkin kita bisa saja berkilah bahwa dalam kelompok tersebut kita merupakan kumpulan orang-orang yang siap dikritik. Apa benar seperti itu atau kita hanya ingin mengkritik agar terlihat lebih superior atas anggota kelompok kita yang lain di hadapan orang lain di luar dari kelompok sosial kita? Hal ini kemudian menjadi pertanyaan yang layak untuk ditelaah pada masalah seperti ini.
       Ketika perilaku saling menjatuhkan di hadapan orang lain ini menjadi kebiasaan maka disadari atau tidak kita sudah membentuk perilaku yang sebenarnya kasar meskipun terlihat halus. Ketika kita sampai pada kondisi yang seperti ini, manakah hal yang lebih penting dalam suatu kelompok sosial? apakah superioritas ataukah hubungan harmonis antar anggotanya?

No comments:

Post a Comment